THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

WelCome

uy,,,tuh jam,,liat gak?


Myspace Clocks, Sagittarius Clocks at WishAFriend.com

Rabu, 08 Oktober 2008

guitaris t'ebat




Yngwie Malmsteen Legenda Musik Klasik Baru


Yngwie Johan Malmsteen, siapa sih yang gak ngeh dengan nama itu, apalagi buat pencinta musik dan permainan gitar yang memukau. Sebenarnya, dia hanya seorang manusia biasa, sama biasanya dengan kita semua, tapi dengan talenta yang sangat hebat, khususnya maenin gitar dan tidak kalah dengan talenta yang dimiliki oleh Jimi Hendrix, yang ampe saat ini tenar sebagai pelopor permainan gitar modern. Oh ya, ada satu quote yang menarik yang di tempelin di website resmi-nya Yngwie Malmsteen, “The day Jimi Hendrix died, the guitar-playing Malmsteen was born“.

Sedikit flashback ke belakang, dulu waktu belum sama sekali ngeh dengan Yngwie, aku udah cukup sering dengerin lagu-lagu klasik di maenin di televisi, di radio, dan juga di tape recorder tua milik Papa, yang suara-nya udah mulai mendayu-dayu bagai musik melayu karena head-nya udah mulai lemah. Apalagi salah satu nomor dari Johann Sebastian Bach ”Air” From Orchestral Suite No.3 yang merupakan salah satu nomor kesukaan-ku, juga Eine Kleine Nachtmusik -nya Wolfgang Amadeus Mozart, dan beberapa lagu lain-nya (kalau mo denger bisa ke link ini), pokok-nya tiada hari tanpa musik klasik, selain rock ‘n roll dan blues, yang juga musik kegemaran Papa. Heran juga sih kok Papa gak jadi pemusik aja yaks?

Giliran aku masa remajaakil balig™, dan aku udah mulai demen yang namanya gitar, dan lagi seneng-senengnya dengan permainan gitar Ritchie Blackmore dan Eddie Van Halen, dimasa inilah aku mendengar untuk pertama kali-nya musik klasik yang aneh, unik, menarik, kenceng, tapi indah waktu lagi nangkringnongkrong dengan temen-temen di studio band, bener-bener bingung waktu itu dan terus terang gak yakin kalau itu emang musik klasik. Sontak, aku langsung tanya ke orang yang muterin, kalau tidak salah judul-nya “Vivace” yang diputer ama bang Yayak, temen-ku, seorang gitaris top di kota-ku, yang waktu gitaris Mr.Big-Paul Gilbert dateng ke kota-ku, dia jadi gitaris pembuka. Usut punya usut, musik ini dimaenin ama orang yang waktu itu menurut-ku namanya aneh, nama kok Yngwie Malmsteen gitchu lho, gak jelas itu orang dari mana. Belon lagi dengan bahasa asing-ku yang belepotan makin susah kan aku ngeja nama yang satu ini. Kalau mo denger prolog lagu-nya bisa klik pada link ini

Dasar emang udah demen sama musik klasik, mulai aku cari tahu keberadaan musik yang dimainkan Yngwie Malmsteen ini, dan akhir-nya nemu kalau genre yang di-usung-nya itu namanya Neo-Classical Metal,

sebuah aliran musik pecahan dari heavy metal yang menggunakan komposisi dan elemen-elemen musik klasik sebagai dasar, kemudian dibumbui dengan tekhnik improvisasi yang menekankan pada kecepatan dan ketepatan tempo.

Satu Kata Hebat !!!. Komposisi musik klasik yang biasanya dimainkan dengan tempo yang berubah-ubah dan njelimet, dimainkan dengan sangat indah-nya lewat permainan jari-jemari-nya di atas fretboard gitar, pantas aja dia dijuluki sebagai si “Jari Setan” di dunita per-gitar-an, karena berdasarkan hasil survey, kecepatan dan ketepatan-nya dalam memainkan nada-nada dengan gitar belum ada yang menyamain ampe sekarang. Katanya sih dia punya formula untuk tekhnik arpeggio-nya yang dikenal dengan tekhnik shred, sayang-nya ampe hari ini, otak-ku masih belum mampu untuk memahami formula tersebut :mrgreen:

Dari situlah perburuan-ku dengan lagu-lagu-nya Yngwie tepat dimulai, dan mulai paham dan ngeh bahwa ternyata ohhh yang namanya Neo-Classical Metal itu ternyata seperti ini. Beberapa nomor yang bikin aku gregetan dan bikin darah mendesir tiap kali denger lagu dari Yngwie Malmsteen ini adalah:

  • Carry On Wayward Son - Album Inspiration
  • Overture 1383 - Album Rising Force Marching Out
  • Faster Than The Speed Of Light - Odyssey
  • Blitzkrieg - Album Rising Force Alchemy
  • Like an angel (For april) - Album Facing The Animal

Sangat, sangat pantas kalau aku julukin dia sebagai legenda baru musik klasik yang gak kalah dengan Johan Sebastian Bach, Wolfgang Amadeus Mozart, atau Johann Strauss sekalipun, dengan kemampuan-nya menggabungkan komposisi musik klasik yang secara komposisi sangat kompleks, dengan permainan gitar modern. Dan bukan, bukan hanya permainan gitar-nya saja yang keren, lirik-lirik dari lagu yang diciptakan-nya sendiri juga penuh dengan makna yang dalam

Ini aku kutipkan lirik dari lagu-nya yang berjudul I’m My Own Enemy dari album Fire and Ice:

From now on I’m dancing with myself

To the sound of a blue and broken string
Left behind with a dust upon a shelf
The remains of a long forgotten song

All that we had but now again
I stand alone all love has an end

You cannot see this is my destiny
I’m my own enemy
In my life there wsw no-one like you
You cannot see this is my reality
I’m my own enemy
In my life there was no’one like you

From now on I’m sleeping with my shadow
In the night my thoughts can be my own
All the pain and all this endless sorrow
I miss you more than I will ever know

Holding you never again
It cannot be all love has an end

You cannot see this is my destiny
I’m my own enemy
In my life there was no-one like you
You cannot see this is my reality
I’m my own enemy
In my life there was no’one like you

Now I know there is no-one tha is waiting
At the end of that long and widing road
Memories in the dead of night are calling
All the way I carry on my heavy load

All that we had but now again
I stand alone all love has an end

You cannot see this is my destiny
I’m my own enemy
In my life there was no-one like you
You cannot see this is my reality
I’m my own enemy
In my life there was no’one like you


0 komentar: